Literasi Digital: Amankah Kita Dari Hacker Jahat?

lustrasi: Peretas menggunakan laptop pada latar belakang peta kode biner abstrak untuk melakukan peretasan (hack) 

ACTA DIURNA, UNSRAT - Di era ini, hampir setiap perangkat gawai yang kita miliki sudah memiliki kamera, microphone, dan keyboard. Gawai seakan menjadi kawan akrab kita. Berbagai data penting, kegiatan yang kita lakukan, lokasi kita berada, bahkan gawai pun mengenal baik situs-situs yang kita telusuri di internet.

Namun, "hati-hati" adalah kata yang tepat bagi kita yang kerap menyimpan data dalam dunia digital dalam berbagai format dan dengan tujuan mempermudah, tanpa perlu mencari kartu atau surat-surat yang tersimpan dengan aman di rumah.

Dilansir dari Hosting Tribunal dalam konteks "Cybersecurity Statistics", terjadi 1 kasus peretasan setiap 39 detik. Parahya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang diretas.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia mendapat 1.225 miliar serangan siber setiap harinya. Data tersebut diperoleh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang diperkuat oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Seperti tertulis dalam siaran pers dari Eset Indonesia, Indonesia Diserang Hacker Miliaran Kali Tiap Hari.

Tifatul Sembiring mengatakan, "Hingga saat ini Indonesia sudah diserang Peretas (Hacker) sebanyak 3.5 juta kali dan itupun sudah dihadang oleh tim-tim kita," jelasnya.

Kebanyakan dari kita mungkin pernah mengalami peretasan akun pribadi, mulai dari perundungan akun media sosial, hingga rekening. Bukan hanya masyarakat umum yang pernah mengalami kejadian serupa, bahkan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6 pernah mengalaminya.

Tercatat ada 50 juta orang di Facebook identitasnya terkena hack ilegal. Tidak hanya itu,  webcam menjadi alat untuk "mata-mata" oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.

Setelah melihat fakta-fakta yang menyeramkan dari dampak peretasan, sudah sepatutnya kita yang sangat menggemari berselancar di dunia digital untuk waspada dalam membagikan data pribadi. Banyak cara untuk terhindar dari upaya peretasan. Namun manakah paling efektif? Simak, berikut beberapa upaya dalam menghindari peretasan:

1. Waspada Segala Bentuk Phising. 

Phising merupakan bentuk penipuan yang mengklaim dirinya adalah orang yang terpercaya. Contoh phising yang sering kita temui adalah masuknya SMS dan link website palsu atau telepon berkedok menang hadiah.

Gambar 1 ContohPhising melalui SMS

Gambar 1 ContohPhising melalui SMS

Gambar 3  Contoh Phising dalam website berupa iklan yang muncul.

Menyikapi hal ini, kita harus lebih teliti memperhatikan dan budayakan membaca terlebih dahulu sebelum kita meng-klik suatu link website.

Berikut caranya:

- Mengecek domain website dan penggunaan HTTPS

http ://gratiskuotabelajar.store/Subsidi75GB(Palsu)

https://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/ (Asli)

- Waspada nama dan format aneh paling sering ditemukan file pdf dengan format exe.

- Tidak sembarang memberikan kode verifikasi seperti pesan berikut:

#1 Kode OTP Digital Signature Anda: ** valid untuk 30 menit. JANGAN berikan ke pihak lain dan abaikan jika anda tidak meminta kode ini. – BRI

2. Melindungi privasi dengan menutup kamera dan menonaktifkan audio atau mic.

Tindakan ini sangat disarankan oleh direktur FBI James Comey untuk antisipasi peretas (hacker) mencuri data pribadi. Diketahui, beberapa peretas kelas kakap mampu mengawasi aktivitas seseorang via webcam yang tertancap di atas layar laptop. Apa yang dikatakan si pengguna juga bisa disadap via audio jack.

Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook, terlihat dari foto Facebook yang berada di kantornya Mark menggunakan selotip pada webcam dan audio jack-nya.

Gambar 4 Mark Zuckerberg di Kantornya Facebook.com/Markzuckerberg

3. Membuat password yang sulit diretas. 

Tanpa kita sadari, kita sering memakai angka atau huruf yang gampang untuk diretas (hack) seperti abcd123, 123456, Ab112233, bahkan tanggal lahir sebagai password yang notabenenya kita mudah untuk mengingatnya.

Upayakan password yang dibuat memiliki persyaratan minimum:

• Panjang minimal 8 karakter

• Berisi 3 dari 4 item berikut:

- Huruf besar (ABCD...)

- Huruf kecil (abcd...)

- Angka (1234...)

- Simbol (@#$&...)

Contoh Password dengan kombinasi formula diatas:  P3rSmAhas1sw@

Demikian cara agar meminimalisir kita terkena peretasan. Berselancar di dunia digital layaknya punya rumah yang seamannya dikunci dan gembok tetapi masih ada celah untuk maling bisa masuk. Tingkatkanlah literasi digital sehingga bijak dan cakap dalam menggunakan media digital!

(Meiling K. Siape)

Comments