ACTA DIURNA, Manado - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, masih memberlakukan kuliah daring pada semester ganjil 2021. Hal tersebut dikarenakan kasus Covid-19 di beberapa daerah dalam ruang lingkup Sulawesi Utara terus meningkat, serta adanya penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh pemerintah.
Beberapa respon dan tanggapan disampaikan oleh mahasiswa, seperti dari Tiara Mustafa, mahasiswa baru jurusan Ilmu Komunikasi yang memberikan tanggapannya setelah kurang lebih 1 bulan menjalani kuliah daring, mulai dari sisi positif yang membuatnya bisa lebih hemat dan berada dekat dengan keluarga, hingga hambatan yang dialaminya untuk menyesuaikan diri menjalani kuliah daring.
"Positifnya, kita bisa lebih hemat karena tak mengeluarkan biaya untuk transportasi ke kampus, uang jajan sehari-hari dan lainnya selain itu kuliah jarak jauh ini membuat kita melakukannya hanya dari rumah, bisa tetap dekat dengan keluarga. Sedangkan untuk sisi negatifnya adalah materi yang diberikan sulit dimengerti karena beberapa hambatan, seperti masalah dalam jaringan juga diskusi yang tidak dilakukan secara tatap muka," kata Tiara kepada ACTA DIURNA, Kamis (2/9/2021).
Mustafa menambahkan, beberapa hal yang menjadi kendala dalam menjalani kuliah daring saat ini, seperti sinyal yang tidak stabil serta bantuan kuota yang belum tersalurkan.
"Permasalahan yang sering dialami mahasiswa ketika kuliah online adalah sinyal yang tidak stabil dan terbatasnya kuota internet, hal ini dapat mengganggu berjalannya perkuliahan secara online belum lagi bantuan kouta yang belum masuk sampai saat ini," terangnya.
Selain itu, seorang mahasiswi yang turut menyampaikan tanggapannya adalah Shifa Salsabila. Mahasiswa baru Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) ini, menyampaikan hal yang menjadi kendala baginya dalam menjalani kuliah daring yakni wilayahnya yang masih sulit terjangkau jaringan.
“Kendala yang saya hadapi adalah paket internet, kuota internet yang terlalu cepat habis karena sering digunakan untuk mengakses zoom. Kendala lain, yaitu wilayah yang tidak terjangkau jaringan, kalau hujan otomatis mati jaringanya, nah kalau mati tidak bisa ikut pembelajaran," tuturnya.
Juga perangkat belajar yang dimilikinya tak begitu memadai dalam menunjang pembuatan tugas dalam bentuk media audio dan visual.
"Biasanya kalau ada tugas video dari dosen, seringkali handphone saya full memori karena tugas video dari dosen, sehingga tidak bisa merekam lagi," jelasnya.
Lebih lanjut, Salsabila menyampaikan harapannya terkait hal-hal yang dapat menunjang proses perkuliahan daring di tengah masa pandemi Covid-19.
”Yang dibutuhkan mahasiswa saat ini untuk menunjang perkuliahan daring yaitu kesabaran dalam menghadapi kondisi letak rumah yang kadang masih sulit dijangkau jaringan. Menjadi suatu harapan saya untuk perkuliahan daring kedepannya lebih disiplin waktu baik mahasiswa ataupun dosen karena kita dan teman-teman lainya yang mengikuti pembelajaran kebanykan tidak mengunakan wifi, supaya bisa lebih menghemat kuota. Harapan lainnya adalah agar teman-teman mahasiswa tetap mengedepankan Pendidikan dan selalu semangat mengikuti diskusi Bersama,” pungkas mahasiswa angkatan 2021 Jurusan Ilmu Administrasi Negara itu.
Reporter : Reza Syamsir
Editor : Anatasya Kilis
Comments
Post a Comment