Banyak Hal Yang Harus Dibenahi, Mahasiswa Fispol Unsrat Keluhkan Pembelajaran Online

Gedung A Fispol

ACTA DIURNA, Manado - Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado akan kembali melaksanakan perkuliahan daring di semester ganjil 2021. Hal ini disebabkan karena tingginya kasus Covid-19 di beberapa daerah Sulawesi Utara (Sulut), serta penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari pemerintah.

Berbagai respon muncul dari kalangan mahasiswa mengenai kuliah online. Seperti yang dirasakan Gabriel Tambuwun, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) yang dalam hal ini mendukung keputusan pihak kampus karena melihat lonjakan kasus corona yang terjadi.

"Karena mengingat angka penularan Covid-19 masih sangat tinggi dan tentu kondisi seperti ini pemerintah belum mengizinkan kita untuk beraktivitas di luar rumah, jadi keputusan pemerintah bahkan Unsrat sendiri sudah sangatlah bijak dan patut ditaati bersama," kata mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Ia pun menjelaskan beberapa hal yang menurutnya perlu dibenahi dan diperhatikan oleh pihak universitas dalam pelaksanaan kuliah daring mendatang.

"Banyak sekali yang harus dibenahi, yakni peran dosen dalam memonitoring aktivitas belajar saat jam kuliah berlangsung. Contohnya lebih tegas terhadap mahasiswa dengan menyalakan kamera saat kuliah berlangsung. Kemudian kuota belajar yang kadangkala terlambat diterima dan kita tahu bahwa penggunaan fasilitas belajar online seperti zoom dan google meet memakan paket data yang sangat banyak," terangnya.

"Lalu motivasi mahasiswa-mahasiswa saat kuliah. Percuma kita dapat kuota belajar dari pemerintah tapi tidak mempergunakan hal tersebut dengan baik. Jadi saya rasa itu yang harus diperbaiki untuk aktivitas belajar di semester berikutnya," ujar Gabriel.

Tanggapan lain datang dari mahasiswa angkatan 2020, Sharon Mamahit yang mengungkapkan kekecewaannya karena sejak resmi menjadi mahasiswa belum pernah merasakan langsung situasi belajar di kampus.

"Yang pertama ada rasa kecewa apalagi sebagai mahasiswa angkatan 2020 yang belum sama sekali merasakan apa arti dunia kampus yang sesungguhnya. Disaat dua semester ini berlalu mental kami tidak dilatih seperti semestinya rasa hormat, dan rasa menghargai semakin berkurang, bahkan rasa malas semakin menumpuk," tutur mahasiswa Fispol Jurusan Ilmu Komunikasi itu.

Sharon juga mengemukakan, masalah kuota data, jaringan, dan akses pendukung menjadi faktor penghambat yang membuat mahasiswa sering kesulitan dalam mengikuti perkuliahan daring.

"Ada beberapa teman kami yang belum mempunyai akses mendukung, contoh dalam pembuatan tugas ada beberapa teman yang belum memiliki laptop karena keadaan keluarga yang kurang mampu," jelas dia.

"Saya sendiri sebagai mahasiswa yang tinggal di kampung sangat kesulitan saat kuliah apalagi jaringan data yang sering tidak mendukung. Ada beberapa dosen yang tidak menerima alasan terkait jaringan data, sering membuat kami dilema mengingat mencari jaringan data bukan hal yang mudah, terkadang harus menempuh beberapa kilometer hanya untuk mendapat jaringan yang bagus," ungkapnya.

Reporter: Brian Pratasik

Editor: Regina Pandeinuwu 

 

Comments