Talent Show PPF 2019 Berlangsung Meriah

(Foto : Finalis PPF bersama Juri)

MANADO, ACTA DIURNA - Ikatan Putra-Putri Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, menyelenggarakan kegiatan Talent Show dengan mengangkat tema “Colour Becomes You” acara ini berlangsung dari pukul tiga sore hingga pukul enam sore di atrium Transmart Starsquare Manado pada hari Kamis (3/10/19). 

Ketua Ikatan Putra-Putri Fispol (IPPF) Dewangga Harinda menjelaskan bahwa para finalis telah melewati berbagai tahapan, mulai dari perekrutan, photoshoot, karantina, dan yang baru saja terlaksana adalah pertunjukan bakat dari para finalisnya.

“Untuk tahap sih, yang pertama itu ada perekrutan dan selanjutnya itu ada interview, setelah itu ada photoshoot yang pertama dilaksanakan di Transmart, selanjutnya itu ada karantina di sekertariat AIPI cabang Manado dan terakhir itu photoshoot yang kedua di Lokon View Tomohon. Dan untuk malam ini tahapan talent show di Transmart dan yang terakhir itu malam final pemilihan putra putri Fispol tahun 2019 dilaksanakan di auditorium Unsrat pada tanggal 11 oktober,” jelasnya kepada tim Acta Diurna.

Saat ditanyai mengenai, apa tujuan dilaksanakannya malam talent show ini, Dewangga menyatakan, “Tujuan malam pelaksanaan talent show di malam ini, tentunya itu melihat apa saja bakat-bakat yang ada disetiap finalis putra dan putri Fispol 2019, dan lewat malam talent show ini nanti akan ditentukan siapa yang akan menjadi putra dan putri Fispol yang berbakat," ujarnya.

“Nahh tentunya manfaat dari finalis untuk mengikuti talent show dimalam hari ini yaitu, mereka lebih mengembangkan apa yang menjadi bakat dalam diri mereka,  serta seperti tadi kan ada yang tarian daerah itu sekalian mempromosikan tarian-tarian dari daerah nereka masing-masing,” lanjutnya menjelaskan manfaat dari kegiatan talent show tersebut.

Louis Karamoy selaku ketua panitia pemilihan PPF 2019 menerangkan bahwa pada talent show dihari kamis lalu ingin menunjukkan kepada masyarakat mengenai persatuan dalam perbedaan. 

“Ya, jadi tentunya dari pertunjukan talent show yang sudah dilaksanakan para finalis, kami ingin menunjukkan yang namanya unity in diversity. Bhineka Tunggal Ika sebagaimana yang sudah ditampilkan tadi bahwa ada tarian dan penampilan dari berbagai macam daerah. Ada dari Papua tadi, ada juga dari Toraja jadi konsepnya Bhineka Tunggal Ika. Biar berbeda beda tetapi tetap satu dan para pendengar dan yang melihatnya bisa menjadi termotivasi dan mereka mampu mengambil hal-hal positif talent show yang diadakan putra-putri fispol sendiri," jelas mahasiswa pemerintahan semester 3 itu.

“Jadi tentunya sebagaimana tujuan dari talent show sendiri adalah menunjukkan bakat-bakat dari untuk pihak finalis sendiri supaya mereka mampu lebih mengasah lagi tiap kemampuan mereka untuk lebih bagus dan lebih baik kedepannya,  ataupun bagi yang mendengar atau yang melihat talent show meraka mampu termotivasi dan mau melakukan hal yang lebih tentunya.  Jadi ada sebuah istilah yang mengatakan bahwa mengapa mereka bisa kita tidak bisa, jadi pertunjukan yang sudah di tampilkan oleh para finalis itu bisa membangkitkan semangat yang melihat mereka dan supaya mereka juga mampu bersaing dikemudian hari,” tambahnya.

Acta Diurna juga bertanya kepada salah satu peserta mengenai kesan yang selama ini didapat saat mengikuti kegiatan PPF 2019. Mahasiswi yang diketahui bernama Angeline lydia ini mengungkapkan bahwa ia takjub dengan pelajaran atau ilmu yang ia dapat selama mengikuti kegiatan ini.

“Kesan yang didapat itu menakjubkan, soalnya pertama saya dari awal gak tau cara catwalk kayak gitu, trus semuanya itu di ajarin dari awal misalnya yang gak tau pake heels jadi diasah, dilatih terus supaya dia bisa jadi pake heels,  jalan catwalk nya. Trus bisa mengubah diri menjadi lebih baik lagi gitu, jadi karna salah satu poinnya ada brain, beauty, behavior, brave-kan, jadi kita juga di latih keberaniannya di latih juga yang gak tau makeup jadi tau makeup dari segi brain itu juga menambah informasi juga ya waktu karantina, behavior Itu bikin jadi lebih tau dalam bertingkah laku ya, beretika,” tutur Angeline yang  menampilkan permainan biola, dengan membawakan lagu klasik  Canon in D yang disambung dengan lagu Beautiful in White.

Kegiatan ini diikuti oleh finalis berjumlah 26 orang, dimana putra dan putri ada 13 pasang,  untuk juri ada 3 orang yakni, Fabiola Moto Mahasiswa Fisip jurusan Administrasi, selanjutnya ada Armana Maramis mahasiswa Fisip jurusan pemerintahan dan juga Tabita Simorangkir dari jurusan Pemerintahan. (Redaksi)

Peliput :Veren
Editor : Dhiva

Comments