Pengamat Politik Dr. Liando Katakan 4 Hal PR Jokowi


(Foto : Pengamat Politik Dr. Ferry Daud Liando, S.IP, M.Si)

Pengamat Politik Dr. Ferry Daud Liando, S.IP, M.Si mengatakan ada 4 hal yang menjadi PR Jokowi diperiode keduanya ketika resmi dilantik pada, Minggu (20/10/2019).

Menurut Liando 4 hal tersebut adalah :
  1. Perjelas sikap beliau soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dukungan Pemerintah terhadap revisi UU KPK seakan ia mendukung pelemahan KPK.
  2. Pemerataan pembangunan terutama di kawasan timur Indonesia.
  3. Meruntuhkan polarisasi sosial akibat konflik etnik dan agama di sejumlah daerah.
  4. Memulihkan nama baik Indonesia dimata Dunia internasioanal yang selama ini Indonesia di label sebagai negara teroris.
Pada poin pertama dan kedua Liando menilai Jokowi seakan tidak konsisten degan pemberantasan korupsi, pemeraataan pembangunan terkesan hanya di pulau Jawa.

"Ia tidak punya sikap ketika KPK di lemahkan. Padahal pelaku korupsi makin tidak terkendali, APBN kita sekitar 70 persen itu terkesan hanya membiayai pulau Jawa. Pulau-pulau yang lain berbagi dengan sisanya,  sehingga ketimpangan pembanguan sangat menonjol," ujarnya.

Untuk poin yang ketiga Liando mengatakan karena tidak ada pemerataan ekonomi, orang terlibat dalam radikalisme dan terorisme bukan karena perjuangan doktrin atau ideologi melainkan orang terlibat dalam gerakan radikal dan terorisme karena tuntutan nasib.

"Tingkat kesejahteraan masyarakat bekuk seimbang. Banyak orang terlibat dalam gerakan radikal dan terorisme karena ingin mengubah nasib. Selama ini sesungguhnya yang diperjuangkan bukanlah doktrin atau ideologi. Tetapi hanya memanfaatkan doktrin itu sebagai alat perjuangan untuk mengubah nasib. Sehingga jika pemerataan ekonomi dan kesejahteraan tidak di benahi maka gerakan-gerakan teror dan politik aliran masih akan merajalela dan dampaknya adalah kekacauan," jelasnya.

Di poin keempat, Liando menegaskan Jokowi harus memulihkan Nama Indonesia yang makin tidak bagus dimata Internasional, jika tidak investasi Negara akan berkurang.

"Nama Indonesia makin tidak bagus dimata internasional. Setiap  hari media internasional memberitakan hal-hal yang tidak mengenakan. Korupsi merajalela, Penikaman pejabat negara, kemiskinan, kerusuhan, teroris, bangkitnya gerakan-gerakan radikal dan lain-lain," lugas Dr. Liando.

"Kekuatiran kedepan adalah memburuknya ketidakpercayaan dunia internasional terhadap Indonesia. Bukan tidak mungkin inventasi akan berkurang karena lebih memilih negara lain yang di nilai aman," tutup pengamat politik tersebut. (Mineshia)

Comments