Dr. Ferry Liando Harapkan Para Finalis PPF 2019 Lebih Peka Dengan Situasi Politik


(Foto : Dr. Ferry Daud Liando, S.Ip, M.Si. Bersama Para Finalis PPF)

MANADO, ACTA DIURNA – Pemilihan Putra-Putri (PPF) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Unsrat adalah ajang bergengsi yang merupakan suatu wadah tempat berkumpulnya kaum muda yang memiliki kemampuan intelektual, berkepribadian baik, dan berwawasan luas.

Panitia ajang pemilihan PPF 2019 mengundang peneliti kepemiluan Unsrat Dr. Ferry Daud Liando, S.Ip, M.Si untuk membekali materi “Pendidikan Politik dan Pemilu” kepada para finalis PPF di hari pertama Karantina yang dilaksanakan di sekretariat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) cabang Manado pada Senin,(23/09/2019).

Dr. Liando mengatakan bahwa  berkompetisi itu nomor dua, melainkan yang paling penting adalah mengasah skill yang ada dalam diri setiap finalis PPF.

“Saya berpikir kompetisi nomor dua, yang terpenting mengasah kepemimpinan, karena proses pembentukan seperti ini adalah untuk membentuk kepemimpinan. Karena cara menguji apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan mereka di ajang-ajang seperti ini. Oleh karena itu kalaupun ada kompetisi Putra dan Putri itu adalah sesuatu yang penting, program yang penting. Tapi sebetulnya prosesnya yang paling penting. Prosesnya disini adalah mereka bisa mengetahui dimana kekurangan dan kelebihan mereka sehingga itu bisa dikembangkan potensi-potensi. Misalnya apakah mereka mempunyai kemampuan Intelegensia, moralitas, kemudian Branding. Branding harus diperkenalkan karena itu bisa membedakan mereka dengan peserta yang lainnya,” lugas pengamat politik itu.


(Foto : Dr. Ferry Liando Saat Memberikan Materi)
Liando juga mengharapkan bahwa segala ilmu serta pengalaman yang didapatkan selama karantina bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Semoga para finalis dapat menyerap apa yang mereka dapatkan dan bukan hanya untuk  kepentingan mereka sendiri tetapi bisa dipublikasikan dan bisa di sosialisasikan. Misalnya soal kepemimpinan politik, soal pemilu, apa sih yang menjadi masalah dalam pemilu sekarang? Masih merebak Hoax, masih merebak money politik paling tidak untuk mencegah itu dari masyarakat itu sendiri dan mereka bukan hanya menjadi duta fakultas tetapi mereka menjadi duta politik untuk bisa menjelaskan kepada masyarakat apa yang harus di benahi dalam pemilu kita hari ini,” harap kajur Ilmu Pemerintahan Fispol Unsrat.

Dia juga menambahkan penting pendidikan politik dan kepemiluan bagi para finalis, “Jadi ini sangat penting kepada mereka, karena memang sebetulnya mekanis untuk merekrut calon-calon pemimpin politik kita harus mengikuti pola seleksi seperti ajang pemilihan seperti ini, bukan hanya dilihat dari kecantikan tetapi juga soal morality soal behavior, kemudian dilatih soal branding tentang kemampuan istimewa yang mereka miliki, ini ajang kompetisi yang mereka lakukan secara prosedural dan sistematis serta diseleksi dengan baik. Dan pola-pola perekrutan harus seperti ini, selama ini kan pola-pola perekrutan kepemimpinan hanya dilihat dari modal atau  kemampuan finansial tetapi soal branding dan behavior kadang-kadang di abaikan. Dan saya sangat mengharapkan kepada duta yang terpilih nanti dalam berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pemilu di Negara kita,” tutup Mner Liando. (Redaksi)


Penulis : Mineshia Lesawengen



Comments