![]() |
Tim Paskibraka Unsrat dalam prosesi pengibaran bendera. (Foto Dokumentasi Unsrat) |
UNSRAT, ACTA DIURNA – Dalam rangka merefleksikan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 tahun, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado mengadakan upacara bendera di lapangan serbaguna Unsrat, pada Sabtu (17/8/2019).
Membawakan sambutan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI, Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc, DEA, mengajak seluruh civitas akademika untuk merealisasikan nilai-nilai yang terpatri dalam tema peringatan HUT RI ke-74, yaitu “SDM Unggul, Indonesia Maju.”
“Tema peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia adalah ‘SDM Unggul, Indonesia Maju.’ Tema ini mengandung makna bahwa pembangunan SDM yang unggul akan sangat mendukung kemajuan Indonesia, artinya pembangunan SDM menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan Indonesia di masa depan,” jelas Rektor.
Sumber daya manusia di Indonesia harus unggul dalam segala bidang, lanjut Prof. Kumaat, sehingga dapat bersaing secara global. Terlebih ketika memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Perguruan tinggi juga harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM yang unggul dan kompetitif di masa mendatang, serta dapat menyiapkan diri agar mampu beradaptasi untuk mencapai keberhasilan dalam membangun bangsa.
Peringatan HUT ke-74 RI tahun 2019 saat ini tidak hanya dimaknai sebagai lepasnya bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Bukan pula bermakna sebagai akhir dari perjuangan, namun lebih dari itu. Kita harus memaknainya sebagai momen pemersatu bangsa dan kita memiliki kewajiban untuk mempertahankan serta mengembangkan hasil kemerdekaan tersebut, tutup Srikandi Unsrat itu.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fispol Unsrat, Renaldo Garedja, yang juga ikut serta dalam upacara bendera memberikan tanggapannya terhadap sambutan tersebut.
“Saya sepakat dengan ‘SDM yang unggul akan sangat mendukung kemajuan Indonesia.’ Hanya saja melihat realita di kampus, dalam sambutan dikatakan ‘perguruan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam mencetak SDM yang unggul dan kompetitif di masa depan,’ saya kira belum ada bukti konkrit untuk menunjang hal itu,” tanggapnya.
“Pasalnya tenaga pendidik kita, apalagi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, metode pembelajarannya sangat konservatif. Artinya pola-pola pengajaran kepada mahasiswa belum sepenuhnya menggunakan teknologi atau belum punya inovasi baru. Semisal, hampir keseluruhan mata kuliah masih berpatokan pada tugas yang harus tulis tangan, seperti makalah dan lain sebagainya,” tambah Renaldo.
Renaldo juga menilai, masih adanya pola pembelajaran yang menggunakan sistem manual akan menghambat perkembangan Unsrat untuk bisa tetap bersaing dan unggul di Era Revolusi Industri 4.0.
“Kalau Unsrat tidak keluar dari pola-pola pembelajaran yang lama, saya kira untuk menjadi sebuah perguruan tinggi yang kompetitif, unggul dan sigap untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, akan sulit untuk kita gapai,” tutup Ketua DPM Fispol itu.
Upacara bendera diikuti segenap civitas akademika dari sebelas fakultas di Unsrat, baik mahasiswa, pimpinan fakultas, staf, dosen dan pimpinan rektorat. Suasana kegiatan berlangsung penuh semangat 45, hikmat dan sakral.
Namun diakhir kegiatan -berdasarkan pantauan- sejumlah dosen melakukan protes kepada pimpinan rektorat. Mereka merasa terganggu dengan salah seorang Profesor yang membacakan naskah Pembukaan UUD 1945 secara tidak wajar; intonasi dan pengejaan sejumlah kata yang tidak pada umumnya dalam naskah tersebut.
Para awak mediapun tidak bisa memperoleh informasi lebih pada saat itu, sehingga kronologi selengkapnya masih terus dikonfirmasi. (Redaksi)
Penulis: Rezky Kumaat
Comments
Post a Comment