Diskursus Pers Mahasiswa Acta Diurna Bersama AJI Manado

Ketua AJI Manado (tengah) bersama sejumlah anggota Pers Mahasiswa Acta Diurna. 

MANADO, ACTA DIURNA – BKM Pers Mahasiswa Acta Diurna Fispol Unsrat bersama sejumlah organisasi masyarakat, akademisi dan awak media melakukan diskusi bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado di Diva Meeting Hall pada Sabtu (10/8/2019). Kegiatan digelar dalam rangka merefleksikan 25 tahun berdirinya AJI Indonesia.

Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa Acta Diurna, Mufti Dudokia –sebagai salah satu peserta kegiatan— mengungkapkan kesannya dalam mengikuti diskusi bertemakan “Tantangan Jurnalisme di Era Digital” tersebut.

“Ini adalah kegiatan kedua AJI Manado yang diikuti Pers Mahasiswa Acta Diurna. Kami terkesan dengan suasana dan materi diskusi yang dibahas dalam diskursus ini. Sebagai seorang awak pers di ranah kampus, pengetahuan dan wawasan kami tentang dunia jurnalisme semakin diperluas serta digali lebih dalam oleh para pemateri,” ungkap Mufti.

Jurnalisme sebagai ideologi pekerja media, lanjut Mufti, perlu juga dipelajari oleh masyarakat awam. Aktivitas di media sosial yang kian hari semakin meningkat, terlihat lebih banyak memberikan dampak negatif bagi pengguna yang berpengetahuan minim. Sehingga, masalah-masalah soal penyebaran informasi hoaxclickbait, ujaran kebencian dan provokatif merupakan imbas dari perkembangan era digital saat ini. Jurnalisme adalah salah satu solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.

Namun faktanya saat ini, pekerja jurnalistik yang harusnya menjadi benteng pertahanan pertama masyarakat dalam memfilter penyebaran informasi yang salah, malah ikut-ikutan menjadi pelaku dari tindakan tidak terpuji ini. Sangat disayangkan jika ada oknum yang memang sengaja melakukannya hanya karena lebih mementingkan keuntungan bisnis daripada prinsip Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers Nomor 40 Tahun 1999. Dalam diskusi ini kami mendapat pencerahan soal hal itu, sebut Pemred.

Keikutsertaan Pers Mahasiswa Acta Diurna dalam kegiatan ini mendapat sambutan baik dari pengurus AJI Manado. Mengutip kalimat penutup dari Ketua AJI Manado, Lynvia Gunde, dia mengajak Acta Diurna untuk berkembang bersama dalam kegiatan-kegiatan diskusi seperti ini.

“Buat pers mahasiswa, mari kita belajar sama-sama disini. Ambil apa yang baik yang dihasilkan dalam diskusi ini dan sisihkan yang buruk dari kami. Supaya kedepannya saat kalian memutuskan untuk mengambil jalan karir sebagai jurnalis, kalian bisa benar-benar menyeimbangkan antara prinsip dan kaidah Jurnalisme dengan urusan bisnis,” tutup Lynvia.

Dimoderasi oleh Sekretaris AJI Manado, Fernando Lumowa, para pemantik dalam diskusi ini terdiri dari Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulut, Agus Hari; Ketua AJI Manado, Lynvia Gunde; dan Rine Araro selaku Pegiat Sosial Media sekaligus Editor Tribun Manado. Dalam proses tanya jawab yang berkembang di tengah diskusi, Ketua Majelis Etik AJI Manado, Yoseph Ikanubun, juga menyempatkan diri untuk memberikan pandangannya menyoal tema kegiatan dan sejumlah pertanyaan yang dilemparkan peserta.

Suasana diskusi menyoal tantangan jurnalisme di era digital.

Kedepannya, Pers Mahasiswa Acta Diurna ingin aktiv bermitra dengan AJI Manado dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan diskusi, pelatihan dan aktivitas jurnalistik lainnya. (Redaksi)

Penulis: Rezky Kumaat

Comments