 |
Fispol, ACTA DIURNA - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Herald Balirante, mengajak kawan -kawan organisasi mahasiswa di Kampus Reformasi untuk terus membangun pemikiran kritis dan semakin mempererat hubungan kekeluargaan melalui kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang proaktiv digelar bersama-sama.
"Mahasiswa adalah jembatan penghubung bagi setiap persoalan bangsa. Untuk itu mahasiswa harus mampu bersatu untuk pembangunan bangsa karena masa depan bangsa ada pada kaum mudanya dan mahasiswa memiliki peran penting didalamnya. Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh ormawa dan juga mahasiswa Fispol agar kita bisa bergotong-royong membangun bangsa mencapai keadilan sosial mulai dari fakultas kita," jelas mahasiswa semester 6 di Jurusan Pemerintahan Fispol Unsrat itu.
"Mari kita membangun persatuan dan koordinasi yang baik untuk menciptakan kegiatan yang dapat menunjang perkembangan bangsa lewat Indonesia kecil kita, yaitu fakultas kita tercinta Fispol Unsrat," imbaunya.
"Mari kita membangun persatuan dan koordinasi yang baik untuk menciptakan kegiatan yang dapat menunjang perkembangan bangsa lewat Indonesia kecil kita, yaitu fakultas kita tercinta Fispol Unsrat," imbaunya.
Seperti halnya kegiatan Talk Show bertajukan "Seni dan Perlawanan" yang diselenggarakan oleh BEM Fispol bersama Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM) Depot Seni Fispol pada Selasa (9/4/2019). Ketua panitia kegiatan, Tiara Piri, menuturkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan antar mahasiswa di Kampus Orange dan untuk mengedukasi soal makna dari seni dan perlawanan.
"Tujuan utama kegiatan ini untuk menambah wawasan para civitas akademika serta menjalin silahturahmi antar mahasiswa dan para dosen yang ada. Kegiatan seperti ini sudah jarang diadakan, oleh karena itu hal ini kami jadikan juga medium untuk mengenalkan apa arti seni dan perlawanan. Bagaimana ketika seni ini digunakan untuk melakukan perlawanan, seperti yang dilakukan Widji Thukul ketika melawan rezim orde baru menggunakan karya-karya puisi yang diciptakannya," ujar mahasiswa yang akrab disapa Yaya itu.
"Acara dirangkaikan dengan kegiatan diskusi oleh Dr. Drs. Maikel Mamentu, M.A; Yudha Ladjandu, S.Ip; Temmy Nugraha; dan penampilan live musik, beatbox serta puisi," tambah Yaya.
Banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, baik dari dalam dan dari luar fakultas. Antusiasme para peserta membuat kegiatan menjadi semarak dan interaktif. (Redaksi)
Banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, baik dari dalam dan dari luar fakultas. Antusiasme para peserta membuat kegiatan menjadi semarak dan interaktif. (Redaksi)
Comments
Post a Comment