Indonesia Masih Banyak PR Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Ketua DPR RI, H. Bambang Soesatyo, S.E, MBA, di Seminar Nasional Peranan Perguruan Tinggi Dalam Era Revolusi Industri 4.0. (Foto Istimewa)

ACTA DIURNA – Era Revolusi Industri keempat telah menjadikan teknologi informasi sebagai basis pengetahuan yang wajib dikuasai. Era ini membuat segala hal menjadi tanpa batas –untuk pemenuhan kebutuhan literasi misalnya. Pun era ini membuat dunia pendidikan berevolusi dalam skala besar.
Dalam rangka untuk mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, Ketua DPR RI, H. Bambang Soesatyo, S.E, MBA, telah mengupayakan agar anggaran di bidang pengembangan pendidikan, riset dan teknologi, industri dan ketenagakerjaan serta perdagangan online bisa meningkat.
“Anggaran pendidikan tahun 2018 ada sebanyak Rp 444,13 triliun untuk alokasi di pusat dan daerah. Peningkatan anggaran ini merupakan pemihakan nyata DPR dan pemerintah bagi pendidikan dan riset di Indonesia,” ungkapnya saat menjadi narasumber di Seminar Nasional Peranan Perguruan Tinggi Dalam Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Semarang, Jawa Tengah, Kamis, (19/07/18).
“Keberhasilan tersebut akan ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 6-7 persen, kontribusi ekspor netto sebesar 10 persen, pengeluaran R&D mencapai 2 persen serta mendapat manfaat optimal dari bonus demografi. Perguruan tinggi harus menjadi motor utama pencapaian keberhasilan itu,” tambahnya.
Diketahui Indonesia berada peringkat ke 108 dalam ranking pendidikan negara-negara ASEAN di dunia –dengan skor 0,603. Secara umum kualitas pendidikan di tanah air berada di bawah Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Kamboja dan Thailand. Hanya sebanyak 44% penduduk menuntaskan pendidikan menengah. Sementara 11% murid gagal menuntaskan pendidikan alias keluar dari sekolah.
Secara umum, ranking tersebut tidak semata-mata menjadi barometer yang mutlak dalam mengukur kualitas sistem pendidikan di Indonesia, tapi kesejahteraan rakyat dan pemerataan kesempatan bagi seluruh warga Nusantara untuk bisa mengenyam dunia pendidikanlah yang menjadi hal yang nyata. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah dan stakeholder terkait dalam merealisasikan investasi pendidikan di Bumi Pertiwi. (Redaksi)
Penulis: Rezky Kumaat



Comments