Peringati Hardiknas, Civitas Akademika Fispol Unsrat Angkat Suara



Fispol, Acta Diurna -- Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2018 merupakan momentum sakral untuk memperingati perjuangan para pahlawan pendidikan di Nusantara. Para insan pendidik biasanya memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan diri dan memaknai hari kelahiran dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara itu.

Civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) pun tak mau ketinggalan untuk mengambil peran di hari bersejarah tersebut. Kepada Acta Diurna, Dekan Fispol Unsrat, Dr. Drs. Novie Pioh, M.Si, mengutarakan argumentasinya memaknai Hardiknas tahun 2018.

"Sebagai akademisi dan civitas akademika tentunya harus ada sinergitas. Kita harus melihat bahwa pendidikan itu sangat penting, oleh karena itu sebagai mahasiswa dan dosen ketika melakukan perkuliahan harus dilakukan dengan sebenar-benarnya berdasarkan ketentuan akademik. Ketentuan akademik adalah salah satu aturan yang menegaskan bagaimana kita melakukan akademik dengan sebaik-baiknya. Karena ini akan memunculkan proses pembelajaran yang baik dan benar ketika dosen dan mahasiswa taat pada atura akademik," lugasnya.

"Harapan saya sebagai dekan, harus ada keseimbangan antara input dan output dari mahasiswa. Mahasiswa yang masuk diharapkan bisa selesai tepat pada waktunya. Tidak ada yang namanya menyelesaikan studi ketika sudah melewati batas-batasnya, karena dalam aturan akademik kita sudah menetapkan aturan Drop Out (DO). Kita harus benar-benar kompetitif dengan menetapkan dasar pemikiran kita pada kemampuan dan kompetensi kita. Kalau kompetensi di Fisip dipahami orang-orang bahwa disini gudangnya pemikir politik. Jika yang punya kemampuan dalam berpolitik , lakukanlah dengan benar; politik yang santun, sehat, supaya benar-benar diterima di tengah masyarakat dan diberbagai kelompok masyarakat, itu salah satu contohnya. Kita harus menyadari bahwa kita memiliki kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan disiplin ilmu kita," tandas beliau.

Selain itu, sejumlah aktivis mahasiswa Fispol juga menanggapi Hardiknas dari perspektif mereka sebagai bibit penerus bangsa. 

"Ada satu hal yang patut kita tanam kan pikiran kita, yaitu merubah sistem pendidikan kemana? Tentunya ke arah yang lebih baik. Tujuannya untuk apa? Tentunya sudah terterah dalam Undang-Undang Dasar 1945; untuk mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Kalau hari ini sistem pendidikan masi  bobrok, ya tentu mimpi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya hanyalah khayalan. Dalam memperingati hari pendidikan ini ada satu hal yang harus kita tangkap, yaitu kita harus melakukan perubahan. Perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik untuk apa? Untuk generasi berikutnya tentunya. Jadi jangan hanya memperingati hari pendidikan itu sendiri, tetapi harus ada tindakan, yaitu Perubahan," lugas Junior Rawis selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fispol terpilih -- berdasarkan SK KPUM Fispol.

"Hari pendidikan nasional seperti kita ketahui bersama dalam Undang – Undang berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sampai pada saat ini kita melihat tidak merata, seperti hanya untuk orang-orang yang bermodal saja. Tetapi di pelosok-pelosok desa sistem pendidikan tidak merata bagi kaum-kaum yang berkekurangan," ungkap Diman Pomalinggo selaku Ketua Badan Tadzkir Fispol.

"Seperti kita ketahui bersama, semua elemen masyarakat memperingati Hari Pendidikan Nasional karena satu hal, yaitu Indonesia sangat membutuhkan pendidikan. Menurut saya alangkah baiknya hari pendidikan harus lebih memfokuskan kepada yang benar-benar membutuhkan pendidikan, agar pendidikan di Indonesa lebih maju karena banyak anak-anak yang di luar sana yang memang membutuhkan hal itu. Apalagi di desa-desa terpencil, di pelosok-pelosok desa masih kurang tenaga-tenaga pendidik dan juga buku-buku bacaan. Jadi di hari pendidikan nasional kali ini baiklah kita saling mendukung baik para tenaga pendidik maupun kalangan mahasiswa," tutup Yorim Sulant selaku Ketua Depot Seni Fispol.

Pewarta: Verna Tijow
Redaktur: Sandy Zein

Comments